ads

Slider[Style1]

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5

ST15 Pemenang Di Pilkada Bulukumba

Data C1 Yang Masuk di KPUD Kabupaten Bulukumba Sudah Mencapai 99.70 %,Dengan Persentase Sebagai Berikut :
  1. A.M.Sukri A.Sappewali - Tomy Satria Yulianto SIP.
    Perolehan Suara : 60.517 Suara. (28,30%)
  2. Abdul Kahar Muslim S.Hi - A.Sabri Mustari
    Perolehan Suara : 50.385 Suara ( 23,56% )
  3. Hj.Jumriana Salikki SE - H.Husbiannas Alsi S.Sos
    Perolehan Suara :   16.100 Suara ( 7.53 % )
     
  4. A.Maskur A.Sulthan MS - Drs.H.A.Edy Manaf. 
    Perolehan Suara : 31.629 Suara ( 14.79% )
  5. H.Askar HL. SE - H.Nawawi Burhan SE.
    Perolehan Suara : 55.235 Suara ( 25.83%).
Berdasarkan Hasil Tersebut Maka Pemenang Untuk Sementara Menunggu Keputusan Resmi Dari KPUD Kabupaten Bulukumba adalah Pasangan Calon A.M.Sukri A.Sappewali Dan Tomy Satria Yulianti SIP Dengan Perolehan Suara 60.517 Suara (28.70%).

Rekapitulasi Sementara C1 Pilkada Kabupaten Bulukumba

Hasil Sementara Rekapitulasi C1 Pilkada Kabupaten Bulukumba
1. Kecamatan Gantarang 
  1.  16.481(m)
  2.  2.598
  3. 1.105
  4. 7.355
  5. 14.371
2. Kecamatan Kindang
  1. 6.818 
  2. 1.660
  3. 497
  4. 1.688
  5. 7.355 (m)
3. Kecamatan Bulukumpa
  1. 10.100 ( m) 
  2. 7,335
  3. 1.314
  4. 2,504
  5. 7.377
4. Kecamatan Rilau Ale
  1. 6.051 ( m) 
  2. 4.534
  3. 3.753
  4. 1.839
  5. 4.901
5. Kecamatan Kajang
  1. 2.859 
  2. 13.779 ( m)
  3. 1.634
  4. 2.175
  5. 3.785
6. Kecamatan Herlang
  1. 1.918 
  2. 3.834 ( m)
  3. 1.577
  4. 2.775
  5. 2.407
7. Kecamatan Bonto Tiro
  1. 1.455 
  2. 5.591 ( m)
  3. 1,309
  4. 1.003
  5. 2.867
8. Kecamatan Bonto Bahari 
  1. 2.481 
  2. 4.272(m)
  3. 1.876
  4. 1.701
  5. 1.644
9. Kecamtan Ujung Bulu
  1. 7.003(m) 
  2. 3.040
  3. 1.474
  4. 6.483
  5. 5.254
10. Kecamatan Ujung Loe
  1.   5.316(m) 
  2. 3.646
  3. 1.540
  4. 4.401
  5. 5.274
Total perolehan Suara Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Bulukumba.
1. 60.482 ( 28.31%)
2. 50,289 ( 23,54%)
3. 16.079 ( 7.53%)
4. 31.589 ( 14.78%)
5. 55.235 ( 25.85%)
Kesimpulan pemenang Untuk sementara adalah NOMOR 1.Dengan Asumsi Memenangkan
5 kecamatan Yaitu :
Kecamata Gantarrang, Kecamatan Bulukumpa, Kecamatan Rilau Ale, Kecamatan Ujung Bulu dan Kecamatan Ujung Loe.
Dan Nomor 2 memenangkan 4 kecamatan Yakni :
Kecamatan Kajang, Kecamatan Herlang, Kecamatan Bontotiro dan Kecamatan Bontobahari.
Sedangkan Nomor 3 Nihil , menyusul Nomor 4 Juga Nihil Sedangkan Nomor 5 menang 1 kecamatab Yakni Kecamatan Kindang.

Bung Tomy Dan Kepiawaian Politiknya

Bung Tomy, begitu saya memanggilnya. Nama lengkapnya Tomy Satria Yulianto, seorang aktivis NGO yang lahir di Bulukumba, 14 Juli 1974 silam. Di usia yang masih terbilang muda, Tomy berhasil meyakinkan pemilih pada pileg 2014 lalu dan terpilih sebagai anggota DPRD Kabupaten Bulukumba. Tidak hanya itu, Partai Demokrat tempat ia berhimpun memberi kepercayaan lebih dengan memilihnya untuk menduduki kursi wakil ketua DPRD.

Di DPRD, ia vokal menyuarakan aspirasi masyarakat. Sebagai pimpinan dewan, ia juga sering menjadi penengah dengan solusi-solusi cerdas tatkala jalan politik antara eksekutif dan legislatif mengalami kebuntuan. Dalam rentang waktu sejak memainkan peran di panggung politik  sebagai pimpinan dewan, perlahan ia didaulat sebagai politisi muda yang
 memiliki konsep dan gagasan tentang pembangunan daerah.

Mungkin kondisi ini terbaca oleh A. Sukri Sappewali, bakal calon Bupati Bulukumba yang sejak awal memimpin perolehan survey. Sejumlah lembaga survey professional mengabarkan bahwa trend elektabilitas Andi Sukri berada di atas rata-rata bakal calon lain. Tomy kemudian dilamar untuk berpasangan sebagai calon wakil bupati pada pilkada serentak, 9 Desember yang akan datang.

Tidak sedikit yang meragukan kesiapan Tomy. Keraguan publik yang paling mengemuka adalah Tomy tidak akan berani mempertaruhkan jabatan wakil ketua DPRD. Karena UU Pilkada yang baru saja di uji di MK mengalami perubahan. Salah satunya adalah anggota DPRD yang menjadi kontestan pilkada harus bersedia mengundurkan diri dari DPRD. Benar, ini bukan persoalan remeh.

Namun, keraguan publik itu ternyata tidak lama bersemi dalam ruang dialektika sosial. KPUD Bulukumba telah menetapkan Tomy Satria Yulianto sebagai Calon Wakil Bupati Bulukumba mendampingi AM. Sukri Sappewali.

Bukan kali ini saja seorang Tomy diragukan. Di masa pencalegan pun ia diragukan akan terpilih legislator. Salah satu hal yang mendasari keraguan publik ketika itu adalah bahwa Tomy belum menetap lama di Bulukumba. NGO yang ia geluti konsen di Kalimantan Timur. Dengan alasan itu Tomy dianggap tidak punya basis massa yang bisa memuluskan langkahnya menuju kursi legislator.

Babak baru keraguan berikutnya kembali di tapak. Lawan politik Tomy menebar atmosfer skeptic bahwa meskipun Tomy cerdas, tapi posisinya hanya sebagai wakil. Dalam terminologi umum, lazim dipahami bahwa wakil itu hanya sebagai ban serep. Ia tidak akan bisa berbuat apa-apa, karena wewenang eksekusi kebijakan ada pada bupati.

Sekali lagi, Tomy membuka cakrawala baru dalam memandang politik. Dalam berbagai kesempatan ia menjelaskan bahwa harmoni pemerintahan antara bupati dan wakilnya bisa tercipta jika di antara keduanya bisa saling memahami. Keduanya harus berada dalam satu garis untuk saling mengisi kekurangan masing-masing. Dan kesepahaman ini telah tercipta di antara mereka.

Selain itu, Tomy sangat paham bahwa politik itu hanya berisi dua hal, yakni konflik dan konsensus. Tidak ada konflik ataupun konsensus yang beku tanpa dinamika. Kebekuan itu akan cair dan mengalir seiring dengan perkembangan dinamika pengelolaan konflik dan konsensus. Kegagalan memahami konflik dan konsensus secara bijaklah yang bisa mengantar pada kondisi seperti atmosfer skeptic yang dihembuskan oleh lawan politik
Tomy di atas. Sayangnya, Tomy matang dalam hal ini. (setidaknya itu pendapat saya).


Tomy piawai memainkan politik. Ia seperti seorang maestro biola yang sedang memainkan lagu Simphony Rindu. Dawai biola ia gesek penuh rasa hingga menyatu dengan irama hujan. Seorang maestro yang membuat rindu kian mengharu biru.

Kira-kira begitu kesimpulan para pengamat yang mengikuti perkembangan politik di Bulukumba. Kesimpulan itu tentu saja tidak sekadar berlandaskan alasan subjektif belaka. Serangkaian data yang mereka amati  telah mengantar mereka pada sebuah kesimpulan.

Tentang kata pengamat, boleh percaya boleh juga tidak. Toh … pengamat juga manusia. Tetapi, tidak salah untuk sedikit melakukan verifikasi atas amatan pengamat. Berikut beberapa data yang bisa kita jadikan acuan verifikasi.

Pertama; Sebagai orang baru di Bulukumba, Tomy diragukan akan menembus kursi legislator. Nyatanya ia duduk di DPRD Bulukumba dari Fraksi demokrat, bahkan sebagai Wakil Ketua. Kedua; Tomy diragukan tidak akan berani mempertaruhkan kursi Wakil Ketua DPRD untuk sesuatu yang belum jelas. Faktanya, KPUD menetapkan namanya sebagai kontestan pilkada.

Ketiga: Satu-satunya calon wakil bupati yang bergerak eksis menembus sekat-sekat pemilih. Capaian citranya bahkan dapat dikatakan melampaui para calon bupati. Keempat; Serangan lawan politik pasangan ini telah mengarah pada sosok Tomy. Hal ini menandakan bahwa pergerakan Tomy selama ini cukup membuat lawan politiknya meradang.

Kelima; Tomy sukses menampilkan dirinya sebagai sosok yang humanis, egaliter, dan inklusif. Hal ini dibuktikan dengan komunikasi public Tomy  yang bersifat merangkul. Berbagai simpul-simpul komunitas telah menyatakan bergabung dalam gerakan #BulukumbaKeren. Keenam; Tomy mampu membangun differensiasi (daya pembeda) dengan calon lain, sehingga ia leluasa bermain dalam kotak pikiran publik. Kesimpulan saya, Tomy amat piawai dalam hal marketing politik. Gaya komunikasi massa yang ia
tampilkan sedikit agak mirip dengan politisi handal sulsel, Sang Komandan-Syahrul Yasin Limpo. Satu hal kesamaan yang dapat saya tangkap adalah keduanya mampu meninggalkan kesan positif pada audiens.

Enam : hal yang saya sampaikan di atas, nampaknya agak berpengaruh pada warna panggung politik di Bulukumba. Ya … seorang Tomy membawa warna baru itu, sehingga panggung politik menjadi dinamis. Jika dicermati lebih jauh, sebenarnya, seorang Tomy sedang menebar gairah politik bagi kaum muda untuk segera bangkit dan memainkan peran-peran strategis. Jika gerakan Tomy dianalogi dalam perspektif semiotika, maka makna konotatifnya bisa diartikan bahwa, “Kepada kaum muda, salurkanlah gagasan dan idealisme yang kalian miliki ke jalan yang lebih nyata, yakni politik. Karena hanya dengan jalan itu gagasan dan idealism untuk membangun masyarakat madani bisa tercipta.”


Sumber : Kompasina

A.M.Sukry Andi Sappewali

Pria kelahiran Bulukumba, 22 oktober 1956 ini dikenal memiliki semangat patriotik dan kepedulian sosial cukup tinggi. Ia senantiasa menjalin hubungan silaturahmi dan mengabdikan diri ditengah seluruh kalangan masyarakat tanpa pernah membedakan latar sosial, budaya, profesi maupun golongan politik sebagai sekat penghalang.

Kepedulian sosial Sukri Sappewali diakui merupakan motivasi utama dalam hidupnya sehingga tidak mengherankan bila ia tumbuhmenjadi sosok pekerja keras dan penuh dedikasi. Sedari masih remaja Sukri Sappewali memang dikenal memiliki tekad besar untuk menjadi manusia dengan berjuta manfaat bagi orang orang disekelilingnya.

Di mata keluarga dan para sahabat, Sukri Sappewali adalah sosok pekerjakeras. Ia pun dinilai sangat gigih dalam menempuh proses pendidikan dan meniti tangga karir. Keterbatasan dukungan ekonomi dan berbagai tantangan sedari menempuh proses pendidikan tak pernah membuat Sukri Sappewali patah semangat. Ketika masih duduk di bangku sekolah, ia bahkan kerap mengisi waktu luang dengan membantu orangtuanya mencari nafkah untuk kebutuhan hidup keluarga.

Pergulatan hidup tersebut sedikit banyak telah menanamkan semangat kegigihan dan ketekunan dalam pribadi bapak tiga anak ini.

Sukri Sappewali Sangat meyakini bahwa disamping karena kehendak Ilahi, kesuksesan seseorang sebagian besarditentukan oleh ketekunan dan kerja kerasnya sendiri. Karena itupun, suami dari Hj. Rosna Rosman ini berhasil melalui seluruh tingkat pendidikan formal dan meniti tangga karir. Sukri Sappewali tercatat sebagai alumnus SDN no.30 Sapiri Kab. Bulukumba (1969), SMPN Gantarang Kab. Bulukumba (1972), dan SMA Nasional Makassar (1975). Setelah tamat dari bangku sekolah menengah atas, Sukri Sappewali meneruskan studi dan mulai meniti karir di dunia militer. Ia tercatat sebagai salah satu alumnus terbaik akabri (1980), SUSLAPA BEKANG TNI-AD (1990), SESKO TNI-AD (1995) & SUSJE MENHANKAM TNI-AD (1999).

Karir Sukri Sappewali semasa mengabdi di institusi militer terbilang cukup membanggakan. Berbagai posisi dan tugas strategis pernah ia emban dengan segudang torehan prestasi. Sukri Sappewali tercatat pernah menjabat sebagai DANGKI ANGMOR KODAM XIII MERDEKA (1983-1985), DANGKI ANGMOR KODAM VII WIRABUANA (1985-1987), WADAN YON DIV 2 KOSTRAD (1990-1994), DAN DENANG KODAM JAYA(1994-1997), KABAG. LATIHAN DIT BEKANG AD (1997-1999), DANDENG BEKANG KODAM VI TANJUNG PURA (1999-2001), PADYA II SLOG MABES TNI (2001-2002), KA.BEKANGDAM KODAM VII WIRABUANA (2002-2005).

Dari deretan posisi-posisi strategis tersebut, bermacam-macam tuntutan pengorbanan demi bangsa dan negara tentu telah ia hadapi dengan penuh komitmen dan dedikasi. Meski demikian, Sukri Sappewali mengaku tidak pernah pamrih. Ia pun tidak lantas berhenti mengabdikan diri walau telah purnabakti di dunia militer. Hal itu terbukti nyata ketika Sukri Sappewali berhasil terpilih menjadi bupati Bulukumba pada periode 2005-2010 lalu.

Selama lima tahun menjabat sebagai Bupati Bulukumba, berbagai Pondasi pembangunan ekonomi, layanan pendidikan dan kesehatan, revitalisasi budaya, dan reformasi birokrasi telah dirintis oleh Sukri Sappewali demi memajukan tanah kelahirannya. Kematangan leadership dan semangat ptriotik berkat pengalaman panjang di dunia militer dan organisasi sosial kemasyarakatan dinilai telah memberi banyak kontribusi positif dalam kiprah kepemimpinan Sukri Sappewali. Hal tersebut diamini oleh sebagian besar kalangan masyarakat dan birokrat di Butta Panrita Lopi. Oleh karena, demi menuntaskan bakti pada kampung halaman tercinta, Sukri Sappewali mengaku tidak ingin surut ataupun patah semangat dalam berjuang.

Tomy Satria Yulianto SIp

Tomy Satria Yulianto, S.Ip Pria kelahiran Bulukumba, 14 juli 1974 ini merupakan sosok pemuda cerdas dengan segudang prestasi. Sebelum menapak karir di dunia politik, Tomy Satria Yulianto dikenal memeiliki berderet catatan pengalaman sebagai peneliti dan aktivis di sejumlah organisasi non pemerintah ( Non Government Organization).

Tomy Satria Yulianto melalui masa kecilnya di Butta Panrita Lopi sebelum kemudian berpetualang ke berbagai daerah untuk meneruskan pendidikan dan merintis karir. Ia tercatat sebagai alumnus SDN no.61 Balle Anging Bulukumba ( 1980 – 1986 ), SMPN Tanete Bulukumba ( 1986 – 1989 ), SMAN Tanete Bulukumba ( 1989 – 1992 ), dan program Sarjana Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin ( 1994 -2000 ).

Disamping pendidikan formal, Tomy Satria Yulianto juga memiliki cukup banyak pengalaman pendidikan non-formal, baik di level nasional maupun internasional. Beberapa diantaranya, sebagai fasilitator Policy and Practice Forum tentang undang-Undang Desa ( Jakarta, 2014 ), fasilitator Loka Karya Penyusunan Rencana Strategic TNC ( Minneapolis – USA, 2014 ), pelatihan Kepemimpinan Pemuda ( Bangkok, 2014 ),  Pelatihan Penyusunan Perencanaan dan Penganggaran Daerah ( Bogor, 2012 ), Loka Karya Internasional Strategi Peningkatan Kapasitas SDM ( Nebraska – USA, 2012 ), Loka Karya Internasional Isu Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal (  Denver  –  USA, 2011 ), Loka Karya Internasional Penyusunan Strategi Keberlanjutan Program Konservasi ( Bali, 2011 ), English Writing Skills Learning Centre Wacana University ( Salatiga, 2011 ), Loka Karya Kemitraan Konservasi dan Pembelajaran Pengelolaan Sumber Daya Alam ( Guilin, China, 2007), dan TOT Pembangunan Tata Kelola Pemerintahan ( Surabaya, 2002 ).

Pengalaman organisasi Tomy Satria Yulianto pun tercatat cukup membanggakan. Ia diketahui pernah menjabat sebagai Pengurus Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas hasanuddin ( 1995 – 1996 ), Ketua Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas hasanuddin ( 1996 – 1997 ), Wakil Ketua dewan Perwakilan Mahasiswa  fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas hasanuddin ( 1997 – 1998 ), Pengurus Ikatan Pelajar Mahasiswa ( IPMAH ) Bulukumba ( 1998 – 1999 ),  dan Penasehat Presiden ( CEO ) The Nature Conservancy – TNC Arlington, US, 2014.

Tekad Tomy Satria Yulianto untuk mengabdi pada kampong halaman tercinta diakui telah lama tumbuh dan semakin menguat dalam beberapa tahun belakangan. Hal tersebut terbukti pada pileg 2014 lalu ketika ia memberanikan diri berjuang sebagai calon anggota DPRD Kab. Bulukumba dan Sukses mendapatkan masyarakat di dapilnya. Selama mengemban amanah sebagai wakil rakyat, ia dikenal sangat vocal memperjuangkan aspirasi konstituennya. Kini, Tomy Satria Yulianto kembali membuktikan tekadnya untuk menata pembangunan dan pemerintahan Butta Panrita Lopi. Pada perhelatan Pilkada 09 desember 2015 mendatang, paket calon Bupati – Wakil Bupati, A.M. Sukri Sappewali  – Tomy Satria Yulianto akan berjuang mendapatkan mandat masyarakat Bulukumba.

Bupati Bantaeng Dukung Syukri Di Bulukumba

Bupati Bantaeng, Nurdin Abdullah memberikan dukungan kepada Andi Syukri Sappewali maju dalam pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Kabupaten Bulukumba.

Hal tersebut diungkapkan Nurdin Abdullah saat bertemu dengan keluarga besar Andi Syukri Sappewali di Pantai Marina, Kabupaten Bantaeng, Kamis (19/2).

“Saya selaku keluarga Andi Syukri dan seluruh jajaran keluarga akan solid mendukung Andi Syukri kembali memimpin Kabupaten Bulukmba periode 2015 – 2020,” ungkap Prof dihadapaan ratusan perwakilan keluarga yang hadir.

Andi Syukri berjanji akan memberikan yang terbaik untuk bulukumba kalau kembali diberi amanah memimpin Butta Panrita Lopi dan berharap Nurdin Abdullah dapat membantu mendatangkan investor ke Bulukumba.

“Kami minta bukan dukungan bukan hanya pencalonan, tapi turut membangun Bulukumba,” ujar Syukri.

Dayung bersambut Prof Nurdin berjanji bukan hanya mengantar untuk menjadi bupati tetapi juga akan membantu membesarkan dan membangun kabupaten Bulukumba. (Nir)


Sumber Berita : www.radarbulukumba.com

Andi Sukri-Tomy Satria Pasangan Kuat Di Pilkada Bulukumba

JELAJAH, Cyber Bulukumba : Kehadiran pasangan bakal calon A. Sukri Sappewali dan Tomi Satria Yulianto tampak semakin kuat di Pilkada Bulukumba yang dilaksanakan pada bulan Desember mendatang.
Kedua figur yang memiliki karakter berbeda menjadi pasangan bakal calon Bupati dan Wakil Bupati dan dipastikan sampai hari ini pasangan Sukri – Tomi hadir sebagai pasangan terkuat. Belum lagi dengan beberapa hasil lembagai survei yang memposisikan A.Sukri memiliki popularitas dan elektabilitas tertinggi. Posisi kekuatan Sukri – Tomi dianggap mampu memenangkan Pilkada bulukumba yang akan berlansung akhir tahun mendatang.
A. Sukri Sappewali merupakan purnawirawan yang berafiliasi dan bahkan menjadi politisi senior di Bulukumba dan pernah menjabat sebagai bupati di periode 2005 – 2010, sedangkan Tomi Satria yulianto adalah legislator muda yang memiliki integritas dan kapabilitas yang telah teruji di kursi parlemen Bulukumba.

Maskur A Sulsel adalah birokrat senior yang saat ini masih menjabat sebagai kepala dinas perhubungan Pemprov Sulsel, sedang Ady Manaf saat ini menjabat sebagai anggota DPRD Sulsel. Tapi, Edy juga memiliki hal yang lain, yakni sebagai ketua DPD PAN Bulukumba.
Belum lagi saat ini pasangan tokoh masyarakat senior dan tokoh muda sangat menjadi trend dan tampak di rindukan oleh masyarakat. Karakter serta penjiwaan yang berbeda dan pengalaman yang cukup memadai antara kedua figur tersebut mampu saling melengkapi. A. Sukri Memiliki pengalaman di Kursi Bupati sementara Tomi memiliki semangat kepemudaan untuk membangun Bulukumba kedepanya.
Ini juga didukung oleh beberapa masyarakat yang memiliki latar belakang berbeda menilai bahwa tingkat kepuasan di masa kepemimpinan A. Sukri lebih tinggi di bandingkan periode yang sekarang. Belum lagi dengan kehadiran Tomi Satria yulianto yang memicu tingkat keterterimaan pasangan bakal calon tersebut di hadapan masyarakat.
Sikap sosialis dengan karakter kedekatan sama rakyat yang dimiliki oleh Tomi Satria Yulianto membuktikan bahwa pasangan bakal calon tersebut masing – masing memiliki power dan bersinergi untuk memenangkan Pemilihan Kepalada Daerah (Pilkada) Bulukumba mendatang.
Sampai berita ini di muat, pasangan bakal calon Sukri – Tomi masih terlihat sebagai pasangan yang kuat dan menjadi buah bibir di kalangan masyarakat Kabupaten Bulukumba.(*) 

Sumber : Online Jelajah Blog

Top